Setiap awal bulan, minggu pertama hari Jum’at adalah hari yang ditunggu tunggu oleh para pelaku ekonomi dan politik di Amerika Serikat.
Apa yang ditunggu oleh para pelaku ekonomi dan politik tersebut?
Kenapa mereka menunggu?
Para pelaku ekonomi dan politik itu menunggu laporan bulanan tenaga kerja yang diserap oleh pasar, bukan hanya “lowongan kerja” yang tersedia.
Jumlah lowongan kerja adalah angka bisu yang tidak berguna, dan biasanya hanya “estimasi.”
Contohnya lowongan kerja yang dilaporkan oleh pemerintah Jokowi sekitar 3 juta lebih pertahun. Jika benar, maka logikanya, pasti ada jutaan lowongan kerja yang menumpuk dari tahun ke tahun.
Kenyataannya?
# Posting menarik:
- Qatar Berpesta ditengah Kelaparan dan Kemiskinan Negara Arab Lain
- IQ Indonesia Setara Timor Leste – TERENDAH di ASEAN
- Sedekah Rp75 juta Dari Tetangga untuk Tetangga – Jangan Biarkan Tetanggamu Lapar
Pengangguran di mana mana di Indonesia.
Di Amerika Serikat, angka yang dilaporkan adalah tenaga kerja yang diserap oleh pasar (sektor industri, jasa dan pertanian).
Apa maknanya secara ekonomi dan politik?
Secara ekonomi:
- rakyat Amerika punya pekerjaan, otomatis punya penghasilan (uang).
- daya beli akan meningkat
- dan seterusnya.
Laporan hari Jum’at tanggal 6 January 2023 menunjukkan pasar menyerap 223.000 (Dua Ratus Dua Puluh Tiga Ribu) tenaga kerja baru.
Disamping itu upah buruh juga meningkat sepanjang tahun 2022, dan diestimasi akan meningkat sekitar 4,6% tahun ini (2023).
Pasar saham New York langsung meresponnya secara positif. Harga saham Dow Jones naik 700 points pada tanggal 6 January 2023 tersebut!
Otomatis konsekuensi politiknya sangat menguntungkan presiden dan partainya. Poling akan meningkat positif.
Begitulah pasar dan rakyat Amerika merespon berita baik dari satu indikator ekonomi. Tentu, indikator lain juga akan direspons, termasuk janji politik.
# Posting sebelumnya:
- Untuk Apa Inflasi RENDAH Jika Rakyat Menganggur dan Tidak Bisa Belanja?
- 1.000 Intelektual Hengkang dari Indonesia Setiap Tahun
- 50% Perceraian Disebabkan oleh Hal Ini - Psikologi 14
- Kenapa Orang Menganggap Dirinya Lebih Penting? - Psikologi 15