Salah
satu sisi taman
di Aarhus University, Denmark
Pada
tulisan lalu (Mengatasi Covid-19 - Biaya Kesehatan Gratis Vs Bantuan Rp32 juta Per Orang ), saya menyebut bantuan pemerintah dan sumbangan
perusahaan untuk rakyat Amerika.
Negara
Denmark melangkah lebih jauh dengan total bantuan, disebut juga
dengan istilah “paket stimulus ekonomi” sebesar kira kira Rp 650 triliun (DKK 287 milyar) atau setara dengan 13% GDP Denmark.
Setiap
pekerja yang sudah “di-PHK” atau akan kena PHK mendapat santunan
pemerintah
sebesar US$3.288 (Rp 46 juta) per bulan, selama 3 bulan (13 minggu)
Paket ini juga termasuk pinjaman untuk perusahaan yang bangkrut.
Paket ini juga termasuk pinjaman untuk perusahaan yang bangkrut.
Kenapa
Denmark seperti “over acting?”
Adalah
bukti saat ini, pabrik pabrik banyak ditutup, PHK terjadi di mana
mana, tak terkecuali di Amerika, Cina. Italy dan negara negara
industri lain.
Karena
pandemi Covid-19 telah menyebabkan ekonomi “porak poranda,” jika
dibiarkan tanpa intervensi, dunia akan mengalami kondisi seperti
habis perang besar.
Di
sisi perusahaan, turunnya permintaan, telah mengantarkan perusahaan
“down size,” bahkan mulai bertumbangan.
Di
sisi pekerja, tanpa income berarti TIDAK punya daya beli. Akan
berpengaruh terhadap “demand” di pasar. Seperti “lingkaran
setan:” mempengaruhi kondisi sosial eknonomi secara keseluruhan.
Kondisi
terkini di Denmark, hampir semua sudah ditutup:
-
universitas
-
sekolah
-
kantor pemerintah
-
restoran
-
museum
-
bioskop
-
perbatasan (ditutup akses keluar masuk)
Diharapkan
dengan total bantuan sebesar Rp138 juta per pekerja selama tiga
bulan, kemudian
duit ini dibelanjakan untuk membeli produk Denmark, serta adanya suntikan dana kepada perusahaan bangkrut, dampaknya justru
akan mempercepat Denmark keluar dari “krisis” ekonomi karena
Covid-19.
Jika
negara lain melakukan hal sama, diharapkan dunia akan terhindar dari
“great depression,” depresi ekonomi dunia.
Negara
mana yang akan ikut langkah Denmark?