Ada pepatah tua "Dua Gajah berantam, pelanduk mati di tengah." Nah bagaimana pula jika dua Gajah itu adalah Jokowi dan Megawati?
Menurut teman Singapura saya, perang saudara antara Megawati dan Jokowi justru menyebabkan pasangan capres cawapres Anies Baswedan dan Cak Imin menjadi "naik daun" alias naik pamor!
Loh, bagaimana jalan ceritanya sampai AMIN menjadi beruntung?
Bukankah Anies itu tertuduh sebagai simbol politik identitas?
Begini argumen teman Singapura saya!
# Posting penting:
Teman Singapura berargumen bahwa ada tiga "produk" yang dihasilkan oleh berantamnya Jokowi Vs Megawati:
1) Megawati sebenarnya ingin membangkitkan militansi massa PDI-P yang kelihatannya "melembek" dalam copras capres 2024.
2) Megawati ingin memberi pesan bahwa Jokowi dan keluarganya (anak dan menantu) adalah gerombolan para penghianat!
3) Perlawanan dari Jokowi, tentu sangat diharapkan Megawati, sehingga stigma bahwa Jokowi (anak dan menantu) adalah keluarga durhaka akan menjadi kenyataan.
Selanjutnya si teman berapi api berkata, perseteruan Megawati Vs Jokowi ini, sudah barang tentu sangat menguntungkan Anies dan Muhaimin:
1) Isu atau tuduhan bahwa Anies adalah simbol politik identitas menjadi hilang serta merta.
2) Isu sudah beralih ke pelanggaran kode etik berat dalam keputusan MK, politik dinasti dan pilpres akan tidak jujur (curang).
3) Pasangan Anies dan Cak Imin akan dianggap "less evil," jika dibandingkan Prabowo dan Gibran, serta Ganjar dan Mahfud.
Jika perang, sindir, dan saling tuduh menuduh ini terus berlanjut, bisa bisa Pilpres berlangsung dua putaran.
Mengejutkan, kesimpulan teman Singapura bahwa bukan tidak mungkin, Prabowo dan Gibran TERSINGKIR, tidak bisa maju ke ronde (putaran) kedua!
Bagaimana menurut anda?
# Posting sebelumnya: