Dua paslon "copras capres" sudah mendaftar di KPU. Prabowo Subianto bukan hanya belum mendaftar, tetapi pasangannyapun entah siapa.
Seandainya Prabowo dan Gibran berpasangan, maka Buzzer dua paslon lain yang "brisik" akan semakin brisik, mungkin juga diikuti netizen se-Indonesia.
Kenapa?
Karena mereka tahu persis, presiden incumbent yang segar bugar akan menggunakan semua "power" di tangannya untuk memenangkan pertarungan.
Sangat mungkin pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran, sesuai dengan anggaran yang sudah disetujui DPR RI.
Bagaimana pula, jika Prabowo TIDAK didampingi Gibran?
# Posting penting:
Apakah Koalisi Indonesia Maju (KIM) berpotensi BUBAR?
Apa tanggapan ketum Golkar, Airlangga Hartarto?
Netizen, buzzer dan partai partai di KIM bisa memaknai bahwa presiden Jokowi "lepas tangan," jika Prabowo tanpa Gibran.
Lebih jauh, dan ini sangat "berbahaya" bahwa partai lain merasa punya "hak" untuk menjadi cawapres bahkan capres.
Sebelum KIM terbentuk, baik PKB dan PAN sudah "menawarkan" diri untuk mencalonkan ketum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai Capres.
Dari segi jumlah kursi DPR, Golkar lebih banyak dibanding Gerindra. Jumlah kepala daerah hampir imbang dengan PDIP.
Memang sulit menang, tapi peluang maju ke putaran kedua cukup besar jika Airlangga berpasangan dengan Erick Thohir atau AHY (soal AHY sudah banyak ditulis di posting sebelumnya).
Perlu diingat, kader Golkar, Ridwan Kamil adalah gubernur (mantan) Jabar. Sedangkan Wagub Jatim, Emil Dardak adalah kader sekaligus ketua DPD Partai Demokrat.
Erick Thohir sendiri suaranya cukup memadai di Sumatra (Bengkulu, Lampung) dan berhasil meyakinkan Ahoker untuk memilih Jokowi di Pilpres 2019.
Di beberapa media, Ketum Golkar, kira kira berkata bahwa partainya akan mengevaluasi kembali, jika Gibran batal jadi cawapres Prabowo.
Akhirnya, ya, Prabowo harus hati hati dalam menentukan cawapres!
# Posting sebelumnya: