Dua posting terdahulu berkenaan karya karya lukisan murid murid SD dan SMP yang dipamerkan ke publik.
Dalam “Context” kualitas, tentu saja berbeda antara lukisan murid SD, SMP dan SMA di negara manapun.
Posting tentang lukisan murid SD dan SMP bisa anda lihat kembali:
Menariknya, murid SMA sudah bisa mendapatkan penghasilan dari melukis, dan mulai membayar pajak (bisa dihitung untuk persiapan pensiun).
Bagaimana caranya? Sumber penghasilannya dari mana?
# Posting penting:
- Tanpa Ijazah - Penghasilan Pelukis Mural Rp60 juta Sebulan
- Gus Dur Dibantu Rizal Ramli Membangun Indonesia TANPA Hutang - Tibak 19
- Menjadi Jury Pameran Lukisan di Amerika
Seperti yang saya tuliskan pada posting sebelumnya, anak anak berbakat sudah diseleksi sejak dini, kemudian diadakan pelatihan khusus saat libur panjang 3 bulan (sepanjang musim panas).
Mulai dari SD, diteruskan ke jenjang SMP dan SMA. Nah, saat SMA, murid murid sudah diberikan proyek oleh pemda maupun pemerintah pusat.
Proyek itu misalnya mengerjakan mural, melukis tembok atau bangunan kota. Jika hasil karyanya bagus, maka akan dilirik oleh pihak swasta.
Ya, mereka kemudian bisa bekerja “part time,” saat ujung pekan, yaitu hari Sabtu dan Minggu.
Dapat gaji seperti karyawan biasa, gajian setiap dua minggu sekali. Penghasilan per tahun kemudian dilaporkan ke institusi pajak (IRS). Dari pajak inilah mereka bisa dapat pensiun: Apakah Semua Lansia Indonesia Bisa Dapat Pensiun? - Tibak 41
Jadi, orang Amerika sudah mikir pensiun sejak usia sangat muda. Hanya misal, mereka sudah bekerja usia 15, nanti setelah 25 tahun bekerja, saat usia 40 tahun, mereka bisa ajukan pensiun dini.
Setelah pensiun usia 40 tahun, mereka bisa terus bekerja, biasanya buka usaha, sehingga: dapat uang pensiun + uang hasil usaha!
Memang sih, usia 40 tahun sangat jarang pensiun, tapi usia 50 tahun lumayan banyak yang sudah pensiun, dan kemudian punya usaha.
# Posting sebelumnya:
- Kucing Seharga Rp 75 Juta di Amerika Serikat – Tibak 38
- Puan Maharani Lebih Populer Setelah Menggebuk Ganjar Pranowo