Posting dua tahun lalu (Juli, 2021) berkenaan tentang HARTA untuk anak sebagai salah satu contoh TRAGEDY of common.
Silahkan baca postingnya:
Terlalu banyak BUKTI historis dan empiris bahwa warisan harta ke anak cucu akan membawa derita ke masyarakat.
Pemukulan yang dilakukan oleh seorang anak pejabat terhadap anak pengurus GP Ansor adalah contoh senyata nyatanya dari Tragedy of common.
Apa yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat agar hal ini TIDAK terjadi lagi di masa depan?
# Posting penting:
- Ilham dari NASA untuk Rekayasa Minuman Fermentasi – Intermezo
- IQ Indonesia Setara Timor Leste – TERENDAH di ASEAN
- Qatar Berpesta ditengah Kelaparan dan Kemiskinan Negara Arab Lain
- Bill Gate Menjadi MISKIN Karena Sedekah – Psikologi 30
Cerita usang di masa masa kampanye:’Kalau saya jadi presiden, maka saya akan memperkuat KPK.” Begitu kata seorang calon copras capres berapi api.
Anda bisa nilai sendiri kenyataannya sekarang, dimana seorang pejabat eselon 2 dan 3 bisa menumpuk harta puluhan milyar rupiah.
Apakah ini bukti KPK kuat? Silahkan anda jawab sendiri!
Begitu juga dengan kondisi kultural masyarakat kita sejak jaman penjajah, berjalan ditempat, yaitu menghargai JABATAN dan HARTA.
Tak jarang, untuk mendapatkan jabatan, seorang abdi negara sanggup melakukan apa saja, termasuk melakukan ritual menyembah setan.
Jabatan adalah muara dari semuanya: harta, kekuasaan tanpa tepi, dan tentu saja sarana untuk dapat kesenangan duniawi.
Jika korupsi masih menjadi panglima dan mentalitas menyembah jabatan adalah bagian dari kultur, maka hanya mengigau saja hidup tanpa kekerasan dan intimidasi dari seorang yang bernama ANAK PEJABAT!
# Posting sebelumnya:
- Ciri Khas Putin – Membom Rumah Ibadah dan Membunuh Warga Sipil
- Reaktor Nuklir Terbakar Dibombardir – Masih Mendustakan Kekejaman Putin?
- Berkat Presiden Zelenskyy - Ukraina Ekspor Beras dan Anti Oligarki