Banyak pengamat mulai membandingkan kondisi ketika Sukarno dan Megawati memerintah dengan kondisi saat ini.
Ketika Sukarno presiden, terjadi diantaranya chaos, harga harga tidak terkendali, kemiskinan dan pengangguran di mana mana.
Di era Megawati, saat semangat reformasi masih menyala nyala, banyak kepala daerah yang sudah menang tapi tidak dilantik lantik, kader partai justru dipecat karena ingin ikut pilkada dan menteri dipecat karena mau ikut pilpres.
Kondisi di atas mendorong rakyat mengiginkan presiden yang tegas, memberi rasa aman dan kepastian, sehingga muncullah Jenderal Suharto dan SBY.
Bagaimana dengan kondisi saat ini?
# Posting penting:
- Sawan Fibrosis: Penderita Sakit Toxoplasmosis Akan Sukses Sebagai Pengusaha Kaya Raya
- Ahmad Heryawan dari Lumbung Beras ke Ekspor Beras – Tibak 30
- Sawan Fibrosis: Negara Canada Juga Punya Mantra – Tibak 31
Dari segi ekonomi, saat ini yang paling jelas adalah harga barang naik, bbm dan gas langka di beberapa tempat, hutang menggunung, hampir semua BUMN merugi, pengangguran tinggi, puluhan juta orang miskin, pajak mencekik dan silahkan anda tambah sendiri kondisi yang bisa dikatakan morat marit saat ini.
# Beberapa posting tentang hal ini:
- Ada Orang Bertanduk Setan di Kampung Ahok
- Untuk Apa Inflasi RENDAH Jika Rakyat Menganggur dan Tidak Bisa Belanja?
- Hutang Antara Sri Lanka dan Indonesia – Jokowi Tidak Bisa Mencicil Rumah BTN
Tak kalah dengan kondisi politik, dimana presiden ingin tiga periode, capres yang tidak disukai diutak atik, dan bahkan kader sendiri dihalang halangi.
# Diantara posting tentang ini:
- Indonesia Lebih Korup Dari Negara Afrika: Jokowi Lebih Diktator dari Suharto
- Hasrat Jokowi 3 Periode yang Tidak Kunjung Padam
- Menjebloskan ke Penjara Pengusul Jabatan 3 Periode
Kondisi semacam ini hanya menimbulkan keresahan saja, rakyat tidak ada kepastian dan merasa tidak aman (insecure).
Jika hal seperti ini terus berlarut larut, bukan tidak mungkin sosok militer kembali diidamkan.
Kita lihat saja trendingnya beberapa bulan ke depan!