Sekarang saya memakai teknologi cable (fiber) dari perusahaan Cox. Kecepatan internet saya adalah 157,2 Mbps (download).
Bandingkan dengan kecepatan internet Indonesia, menurut Detik (Februari, 2022) kecepatannya adalah 15 Mbps (download).
Elon Musk menawarkan jasa internet dengan teknologi satelit, disebut dengan istilah “Starlink” atau “SpaceX Starlink.”
Pertanyaannya kemudian:
- Apa keunggulan teknologi SpaceX Starlink?
- Berapa biaya langganan perbulan?
Kecepatan internet dari perusahaan Elon Musk ternyata tergantung dari lokasi, berikut perbandingan dari dua lokasi:
- Amerika Serikat, 161,35 Mbps (download).
Boleh dikatakan TIDAK berbeda dengan kecepatan cable (fiber) yang sekarang saya pakai.
Perbandingan biaya berlangganan antara perusaahan yang saya langganan dengan Starlink:
- perusahaan Elon Musk (SpaceX Starlink), sekitar Rp1,4 juta
Jadi untuk kecepatan yang hampir sama, tapi yang saya berlangganan lebih murah, maka saya memutuskan TIDAK akan memakai teknologi internet dari Elon Musk saat ini (untuk sementara waktu).
Namun demikian, satelit yang diorbitkan baru sekitar 2 ribu, dari rencana 12 ribu nantinya.
Diharapkan kecepatan internet milik perusahaan Elon Musk menjadi 3 kali lipat lebih atau 500 Mbps (download), setelah 12 ribu satelit berada di orbit.
Keunggulan SpaceX Starlink, diantaranya akan tetap beroperasi meskipun ada badai, tidak terpengaruh oleh bencana alam. Internet juga bisa diakses di titik manapun di muka bumi ini, apakah di hutan belantara, desa terisolir, tengah laut atau di atas gunung.
Kesimpulannya, saya akan berlangganan Starlink, kalau semua 12 ribu satelit berada di orbit dan kecepatan internet sebesar 500 Mbps (download).
# Posting sebelumnya:
- Pertanda Musim Gugur – Suhu Turun dan Daun Berubah warna
- Barusan Dihantam Badai Ida – Datang Pula Serbuan Spider Kuning