Pada posting lalu, ada saya sebutkan tentang naiknya harga BBM sampai 60% telah menyebabkan kenaikan harga harga barang konsumsi:
Hari ini, seperti biasa, setelah jalan kaki, kami singgah ke pasar atau ke warung kopi.
Luar biasa kenaikan harga barang barang konsumsi atau pangan, tidak lagi pada kisaran 5%, tetapi sudah di kisaran 10% sampai 12%.
Ayam goreng yang biasa kami beli sekitar US$6,9 (Rp100 ribu) telah naik menjadi US$9.00 (Rp130 ribu) per 8 pieces.
Dalam persentase kenaikannya sekitar 30%.
Masalahnya tidak hanya pada kenaikan harga, tetapi ketersediannya juga mulai terbatas.
Artinya stock barang (pangan) mulai langka atau menipis tajam. Biasanya semua rak makanan mulai penuh menjelang “Thanksgiving” di pasar.
Turkey (ayam kalkun), hidangan khas untuk hari “thanksgiving” dengan harga “discount” biasanya menumpuk saat sekarang (minggu kedua Nopember) pada tahun tahun sebelumnya, tetapi tidak kelihatan pagi ini.
Kenapa bisa terjadi kenaikan harga sekaligus langkanya pasokan barang konsumsi (pangan) di tingkat konsumen?
Paling tidak, ada tiga sebabnya:
2) Produksi makanan menurun di tingkat petani
3) Masalah transportasi (gangguan rantai distribusi), karena kurangnya jumlah sopir truck makanan.
Bagaimana dengan Indonesia?
# Posting sebelumnya:
- Pilpres 2019 - OK Oce Sandiaga Uno Vs Program Menciptakan “Maling” Ala Jokowi
- Pilpres 2019 - Jepang Tertarik Dengan Program OK OCE Sandiaga Uno
- Debat Capres 2019 - KONSISTEN, Dua Jempol Untuk Prabowo
- Pilpres 2019 - Setelah Istri TERJENGKANG, Teman MALING Dilupakan Jangan
- PANCASILAIS SEJATI - Bencana Datang, Habib Rizieq pun Menyingsingkan Lengan Bajunya