Seorang perwira muda menembakkan pistol ke arah istana, setelah melihat rakyat kelaparan makan kulit mangga di seputar kediaman presiden.
Itu kata Soe Hok Gie, seorang demonstran dalam salah satu catatan hariannya yang menggambarkan suasana rakyat lapar di era 1960-an.
Kelaparan itu disebabkan salah urus negara:
- inflasi sampai 600%
- hutang menggunung
- harga komoditas pertanian anjlok
Tembakan pistol ke arah istana tersebut seperti sebuah komando.
Sejak itu gerakan perlawanan terhadap orla (orde lama, Sukarno) merebak ke mana mana.
Bagaimana dengan kondisi saat ini?
Apakah rakyat mulai melawan?
Ternyata 27,5 juta rakyat lapar bukan angka kosong, tapi adalah kenyataan di lapangan.
Korupsi tidak usah disebut, bahkan 70% pejabat negara TIDAK punya martabat sama sekali: menumpuk harta saat rakyat kelaparan.
Sedih rasanya untuk menuliskan indek ekonomi makro saat ini.
Apakah rakyat mulai melawan?
Memang belum ada letusan senjata di arahkan ke istana seperti tahun 1960an, tetapi perlawanan melalui mural boleh dikatakan meledak di mana mana.
Respon pemerintah bukannya memberi solusi terhadap rakyatnya yang lapar, tetapi:
- anggaran triliunan rupiah untuk intimidasi di sosmed melalui buzzerRp
Luar biasa!!
# Posting sebelumnya:
- Bukan Sihir Bukan Sulap 1 – Kaya Raya Saat Rakyat Kelaparan
- Mencintai NEGARA Daripada MENJILAT Presiden