Kita tentu sudah tahu apa itu HAMAS, yaitu organisasi yang memenangkan pemilu Palestina tahun 2006.
Ada dua sayap penting Hamas:
- sayap militer (a military wing), al-Qassam Brigades
4 perang penting antara sayap militer HAMAS, al-Qassam Brigades dengan tentara Israel (IDF):
- tahun 2012, Operation Pillar of Defense
- tahun 2014, Operation Protective Edge
- tahun 2021, Operation Guardian of the Walls
Ribuan korban berguguran, termasuk anak anak dan perempuan. Tidak terhitung yang luka luka.
Gedung gedung hancur berantakan di pihak Hamas, begitu juga rumah warga sipil di jalur Gaza, berkeping keping.
Seandainya digabung semua negara di Timur Tengah, tidak akan mampu menandingi kekuatan militer Israel:
- tank
- pesawat tempur anti rudal
- iron dome
Inikan pula Hamas yang menguasai Gaza, dimana barang keluar masuk dikontrol habis oleh Israel.
Bahkan air bersih dan listrik diatur oleh negara zionis, sesuka hatinya saja. Kapan mau dihidupkan, kapan mau dimatikan, pokoknya semau sendiri.
Jika penduduk Gaza melawan, maka teriakan NYARING terdengar termasuk yang pesek pesek di negara nganu:”Gaza teroris… HAMAS anti Israel….. Itu bukan urusan kita.”
Tidak ada senjata asing bisa masuk ke Gaza, kecuali melalui penyelundupan. Senjata yang ada hanya buatan “rumah tangga,” termasuk roket.
90% roket dari Gaza bisa ditembak jatuh dengan iron dome. Israel terlalu “superior” di darat dan udara.
Satu satunya cara untuk paling tidak memberikan perlawanan ke Israel adalah melalui laut.
Garis pantai Israel sangat terbuka, dan panjangnya mulai dari Gaza sampai ke Libanon.
Hamas mulai membangun kekuatan lautnya dengan latihan komando bawah laut (submarine).
Ada sekitar 400 pasukan komando yang dilatih setara dengan kemampuan pasukan komando “SEAL” Amerika Serikat.
Jika anda masih ingat, pasukan SEAL berhasil menangkap Osama bin Ladin.
Kemungkinan perang Hamas vs Israel di masa depan adalah perang komando pasukan bawah laut.
Akankah terjadi?