Pemandangan
di salah satu sudut kota di selatan Amerika
Sebelum
membaca bagian 3, ini bagian 1 dan 2:
-
Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 1.
-
Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 2.
Les
menunjukkan carta lain, yaitu:
HARMLESS-->
KILLER!--> SURVIVABLE ILLNESS-->
INCONVENIENCE-->
BENIGN PARASITISM--> SYMBIOSIS
“Kamu
bisa melihat bahwa carta ini sama dengan carta lainnya, menunjukkan
titik di mana asal penyakit menghilang.” “atau bersembunyi.”
“Tentu.
Seperti bakteri E. coli yang berlindung di dalam sistem pencernaan
(usus). Tidak diragukan bahwa nenek moyang bakteri E.coli telah
membunuh nenek moyang manusia dalam jumlah besar, kemudian pelan
pelan berubah menjadi simbiosis yang bermanfaat. Sekarang, telah
menjadi bakteri yang membantu pencernaan manusia.”
“Sama
halnya dengan virus dan penyakit lainnya yang diturunkan seperti
kanker dan rematik artitis. Hanya sementara saja sebagai penyakit.
Pelan pelan kita punya “gen” akan “bersahabat” secara nyaman
dengan mereka. Mereka akan menjadi keragaman genetik yang siap
menghadapi tantangan ke depan. Genetik kitapun sebenarnya masuk ke
sel sebagai penyerang (musuh) …..”
Gila.
Untungnya, Les tidak mencoba untuk memimpin riset laboratorium
berdasarkan diagram “ajaib” yang dia kreasi. Kami sangat prihatin
dengan lembaga lembaga pendanaan. Les tahu bahwa lembaga pendanaan
tidak tertarik untuk mendanai penelitian bahwa nenek moyang manusia
berasal dari virus. Lembaga itu mengingikan kami untuk melawan
infeksi virus itu sendiri.
Jadi,
Les mengkosentrasikan tim riset pada vektor virus.
Ya,
virus memerlukan vektor, bukankah begitu. Maksudku, jika anda
membunuh seseorang, anda perlu melarikan diri dari korban. Untuk
kasus vektor, jika inang (host) terlalu tangguh, maka penyakit
(virus, bakteri) akan menghindar.
Bahkan
jika penyakit berdamai dengan tubuh manusia, seperti yang dikatakan
Les. Tapi, penyakit akan tetap menyebar ke mana mana.
Aku
faham. Ini hanyalah seleksi alam. Penyakit yang secara tidak sengaja
menemui vektor yang “baik,” akan menyebar. Sebaliknya yang tidak
menemui vektor, tidak akan menyebar. Hal ini kadang kadang dengan
maksud tertentu……
Flu
menyebabkan kita bersin. Salmonella memberi kita diare. Virus
smallfox menyebabkan bintik kemerahan. Hal ini adalah cara terbaik
untuk berkoloni.
Wow,
siapa tahu? Apakah virus jaman dahulu kala telah menyebabkan bibir
kita seperti saat ini, sehingga kita ingin bericiuman? Mungkin hal
ini adalah proses “kerjasama” antara virus dan bibir, menurut
Les…. Konsepnya, bibir kita seperti saat ini, sementara si virus
telah lama punah.
Sehingga
laboratorium kami mendapat dana hibah yang besar untuk mempelajari
vektor, bukan untuk membuktikan bahwa nenek moyang manusia berasal
dari virus. Les mendisain diagram yang menggambarkan bagaimana
infeksi bisa menjangkiti seseorang. Dan mendisain bagaimana peneliti
bisa mengatasinya.
Pertama,
Les sangat perhatian dengan kepanikan dan rumor yang menyebar tentang
supplai darah di Inggris. Beberapa operasi pasien terpaksa ditunda.
Di Amerika juga ada desas desus, dimana orang kaya menyimpan darah,
untuk kemudian dipakai oleh dirinya sendiri di kemudian hari.
Semua
ini menyebabkan Les risau. Bahkan, lepih parah lagi, banyak donor
darah yang tak mau menyumbangkan darah, karena desas desus mereka
bisa terinfeksi.
Tak
seorangpun yang tertangkap berkenaan dengan desas desus tentang
darah… Tak seorangpun yang tertular HIV karena menerima darah
donor, karena ada test antibody untuk mencegahnya.
Les
berkeinginan bahwa desas desus bodoh tentang supplai darah ini
berakhir selamanya dengan study definitif tentang vektor.
“Virus
yang hampir selesai proses hidupnya akan menjadi baik. Yang telah
terseleksi akan kelihatan “low profile, dan akan menyenangkan
inangnya. Aku mungkin bahkan bisa menemukan yang benar benar telah
menguntungkan tubuh manusia, hubungan commensalisme istilahnya.”
“Commensalisme
pada manusia yang belum bisa ditemukan,” aku mengendusnya dengan
penuh keraguan.
“Dan
kenapa tidak? Jika tidak ada penyakit yang terlihat, kenapa kita
harus mencarinya!. Ini akan membuka lapangan ilmu baru”
#
Bersambung.
Diterjemahkan
dan dimodifikasi dari judul asli: The
Giving Plague oleh
David Brin
Cerpen
ini adalah pemenang kedua "Hugo Award."