Ada dua berita yang menarik perhatian dalam pertarungan merebut kursi gubernur Kepri:
1) Ketua DPW Nasdem, Rudi mentargetkan 10% suara untuk Ansar – Marlin di Karimun (Surya Kepri, 26 July 2020).
2) “Pilkada Kepri 2020: Soerya Yakin Menang Mutlak di Karimun” (batamnews, 17 September 2020).
Kabupaten Karimun sangat penting dalam Pilkada Kepri, karena jumlah pemilih kabupaten ini berada di urutan kedua setelah Batam.
Selanjutnya, apa makna dari dua berita di atas?
----------------------------------------
Bisa diartikan bahwa Rudi sudah “menyerah kalah” sebelum bertanding. Istrinya TIDAK bisa bersaing di Karimun, kampung halamannya sendiri.
Kemudian, berita kedua, Soerya Respationo “yakin” menang di Karimun.
Mungkin anda tersentak kaget: Masa sih?
Apa penyebab Soerya merasa yakin, bahkan yakin menang mutlak di Karimun?
Padahal, publik tahu persis, Isdianto (incumbent) adalah putra daerah Karimun.
Bukan itu saja, karier Isdianto boleh dikatakan diawali di Karimun. Mulai dari lurah, camat sampai memegang jabatan di beberapa Dinas (kepala Dinas).
----------------------------------------------
FAKTA BAHWA Soerya bersama Nyat Kadir menang di Karimun dalam Pilgub Kepri tahun 2005.
Persantase kemenangan adalah 49,1%. Sementara saingan terdekat, Ismeth – M.Sani hanya memperoleh angka 45,5%.
Angka ini cukup “significant,” mengingat yang dilawan adalah incumbent (Ismeth Abdullah) dan Bupati sekaligus putra daerah Karimun (M Sani).
Jika saja Soerya bisa mengulang kemenangan di Karimun tahun 2005, apa implikasinya dalam Pilgub 2020?
Pasangan Soerya – Iman berpeluang besar “memecah” tradisi Pilgub Kepri yang selalu dimenangkan oleh Petahana.
Kenapa bisa begitu?
Tunggu jawabannya di tulisan tulisan berikut.
Stay tune !!!