2.6
juta manusia akan mati karena Covid-19?
Sebelum
membahas estimasi kematian sebanyak 2,6 juta jiwa dari
Kumparan,
ada baiknya kita simak berita dari beberapa media asing dan
nasional:
-
Bangkok Post, 8 April 2020:
Ada
peningkatan pemesanan peti mati sekitar 450%, dari 7 jadi 30 sehari
di salah satu pengrajin peti mati di Jakarta
-
Reuters, the Guardian dan Apnews, edisi awal April 2020:
Penguburan
di Jakarta meningkat 40%, menjadi 4,400 selama bulan Maret 2020.
-
Banyak media nasional memberitakan:
Lahan
parkir mobil jenazah di sebuah pemakanan sudah dipakai untuk kubur di
Jakarta.
Itu
baru di Jakarta yang populasinya sekitar 10 juta, Indonesia ada lebih
dari 267
juta penduduk.
Apakah
angka 2,6 juta jiwa mati karena Corona virus itu wajar untuk
Indonesia?
----------------------------------------------------------------------
Saya lihat data terakhir untuk Indonesia:
-
Jumlah spesimen: 19.782
-
Infection rate (positif) : 19,42% (3.842 jiwa)
-
Fatality
rate (meninggal): 8,5%
Dari
data mentah ini, kita bisa corat
coret “memprediksi”
secara sederhana:
-
Penduduk Indonesia tahun 2019: 267 juta jiwa
-
Dengan infection rate 19,42%, maka yang positif Corona: 51.851.400
juta
-
Fatality rate sebesar 8,5%, maka estimasi yang meninggal 4,4 juta
jiwa
Angka
2,6 juta jiwa meninggal dunia adalah angka OPTIMIS, mengingat:
-
Kepadatan penduduk pulau Jawa lebih 5 kali dibanding Italia
-
Di
Italia, Tidak
ada orang lapar dan semua bisa mengakses pelayanan kesehatan, tapi,
karena
tiba tiba beribu ribu orang sakit serentak menyebabkan tempat tidur
rumah
sakit tidak
mencukupi.
-
Sementara, di
Indonesia
ada 25 juta orang lapar dan TIDAK bisa mengakses rumah sakit.
#
Bukan TIDAK mungkin, seperti yang dikawatirkan berbagai media
Internasional bahwa akan terjadi BENCANA kematian besar besaran di
Indonesia.