Pendukung
Donald Trump (credit to Bloomberg)
Dulu,
saya selalu dituduh PENGECUT, cuma berani mengkritik pemerintah di
Indonesia.
Padahal?
Saya
pernah punya akun di CNN dan Washington Post untuk menanggapi artikel
artikel yang terlalu pro capres Donald Trump tahun 2016 lalu.
Setelah
akun saya tutup, namun terkadang “singgah” komen dari pendukung
Donald Trump di medsos yang masih saya miliki. Ini salah satu
cuplikan, baru baru ini:
Saya:
debt
is the gap between revenue and spending. Thus, simple way to reduce
debt: +increase revenue; -decrease spending
Pendukung
Donald Trump:
We
do not have a revenue problem, we have a spending problem…..
Saya:
You
don’t follow the news
Pendukung
Donald Trump:
You
don’t follow common sense. The Federal government brings in plenty
of money but politicians do nothing but spend, spend, spend
Saya:
in
reality revenue decreased. if
revenue increases, why government borrow money?
#
Debatpun berakhir!!
-
Kenapa debat selesai? Karena pendukung Donald Trump TIDAK bisa
ber-argumen tentang meningkatnya jumlah hutang.
---------------------------------------------------------
Terus,
apa bedanya “debat” dengan sesama bangsa di tanah air?
Kalau
TIDAK bisa menunjukkan BUKTI, TIDAK bisa ber-argumentasi dan TIDAK
bisa beranalogi, maka akan keluar kata kata sebagai BERIKUT:
-
Sok TAHU.
-
Dasar PENGHIANAT bangsa
-
Aku akan lapor kamu ke polisi
Kemudian,
ini argumen PALING idiot (meminjam kata dari Jokower): “Kenapa kamu
TIDAK mencalonkan diri atau TIDAK terlibat politik Praktis saja?”
Hal
ini sama saja menyuruh saya jadi guru, jadi murid dan jadi pesuruh
sekolah sekaligus.
Atau
menyuruh saya jadi wasit, jadi pemain dan sekaligus tukang PUNGUT
bola.
Ketahuan
benar, kalau tidak bisa adu argumen, karena memang IDIOT dan DUNGU
(meminjam kata dari Rocky Gerung)
Lebih
baik seperti pendukung Donald Trump yaitu DIAM, daripada ketahuan
GOBLOK-nya.