Illustrasi
Boneka anak
(credit to eBay)
Banyak
pasien, tapi yang baru aku tangani adalah pasien bernama Olson.
“Mohon
secepatnya datang,
putriku
sangat menderita.”
Kutemui
seorang ibu, kelihatan cemas, tapi sangat bersih dan dengan nada
sedih bertanya: “apakah ini dokter?” Kemudian mempersilahkan aku
masuk ke dalam rumah.
Mohon
maafkan kami dokter, kami menaruhnya di dapur, karena hangat. Kadang
kadang agak lembab di sini.
Anak
yang sakit berbaju lengkap, duduk di pangkuan ayahnya dekat meja
dapur. Si ayah mencoba untuk tegak, tapi gerakannya agak mengangguku,
membuat jasku tersingkap, dan beberapa saat kemudian keadaan baru
nyaman.
Aku
melihat semua wajah cemas, menatapku dengan mata penuh curiga, tidak
percaya. Sering, dalam kondisi seperti ini, mereka tidak mengatakan
dengan jujur yang seharusnya mereka katakan.
Terserah
aku untuk ngomong apa saja; karena mereka telah membayarku sejumlah
uang, tiga dolar (Rp 52 ribu).
Si
anak menggangguku dengan tubuh dingin, mata tak bergerak, dan
wajahnya tidak ada ekspresi.
Tubuh
dia
seperti
patung
dan kelihatan diam,
membisu; tidak tertarik dengan hal sekecil apapun, dan fisiknya
kuat seperti sapi betina.
Tapi
muka memerah, tarikan nafasnya cepat, sepertinya
sadar bahwa dia menderita demam. Dia
berambut pirang, lebat, luar biasa cantik.
Wajah
anak
seperti
ini selalu
menjadi model iklan dan fotonya
menjadi
salah
satu penghias surat kabar minggu.
Sudah
tiga hari demam, kata si ayah dan tidak mengetahui apa penyebabnya.
Emaknya telah memberikan obat, seperti yang orang lain lakukan,
tetapi demam semakin menjadi jadi.
Demam
seperti ini sedang mewabah di lingkungan kami. Jadi, kami harap pak
dokter men-diagnosanya, dan memberitahu kami sejauh apa parahnya.
#
Bersambung
ke bagian 2
Diterjemahkan
dari judul asli: The
Use of Force oleh William Carlos Williams.
Cerpen
ini dikarang
sebelum tahun 1963.