Lobster
mutiara, unggulan Indonesia.
Aneh
pertama (sebenarnya juga membanggakan), Indonesia adalah produsen
lobster 3 besar dunia (data FAO tahun 2013):
-
Canada, produksi 75 ribu ton
-
USA, produksi 71 ribu ton
-
Indonesia, produksi 17 ribu ton
Aneh
kedua, Canada dan USA, produsen sekaligus eksportir. Ternyata
Indonesia bahkan TIDAK masuk 10 besar eksportir lobster dunia. Top 3
eksportir dunia:
-
Canada
-
USA
-
France
Apakah
Indonesia TIDAK mengekspor lobster sama
sekali?
------------------------------------
Tentu,
kita mengekspor lobster, dibawah menteri perikanan dan kelautan, Susi Pudjiastuti , ekspor lobster meningkat pesat.
Pada
tahun 2015, ekspor senilai US$ 7,1 juta (Rp 99 milyar), meningkat
menjadi US$ 29 juta (Rp 400 milyar) pada tahun 2018.
Peluang
pasar ekspor lobster dunia tahun 2025 sebesar Rp 200 Triliun. Artinya
kita hanya dapat “serpihan” saja saat ini, nilai ekspor kita jauh
dibawah angka dunia.
Kemudian,
kenapa kita ribut ribut soal ekspor lobster, terutama bibit lobster?
---------------------------------
Dari
data produksi, ekspor dan peluang ekspor dunia menunjukkan:
1)
Konsumsi pasar dalam negeri kita sangat besar.
2)
Indonesia punya “potensi” untuk meningkatkan produksi, kemudian
ekspor (bibit maupun lobster dewasa).
Di
Canada dan America, hatchery milik pemerintah memproduksi berjuta
juta juvenile lobster, setelah dipelihara sampai ukuran beberapa cm (paling sedikit 1 cm),
kemudian dilepas ke laut.
Bibit
inilah yang kemudian membesar dan ditangkap, untuk diekspor dan
konsumi dalam negeri.
Jika
mau, kitapun bisa melakukan hal yang sama, yaitu produksi bibit:
-
diekspor
-
dilepas ke laut, setelah besar ditangkap untuk konsumsi dalam negeri
serta ekspor.
10%
saja pasar ekspor dunia dikuasai Indonesia, ada sekitar Rp20 Triliun
valuta asing masuk ke kas negara.
Ekspor
artinya duit dolar (hard currency) dan lapangan kerja!