Rudi
– Huzrin, hanya ilustrasi
Pada
bagian 1, kita “memperkirakan suara Rudi – Huzrin dalam persen,
jika dibuat angka sebagai berikut:
-
Batam: 70% = 447.000
-
Natuna: 50% = 25.200
-
Lingga: 50% = 33.400
-
Anambas: 50% = 15.200
-
Tanjung Pinang= 55% = 79.992
-
Karimun = 50% = 78.789
-
Bintan: 55% = 54.104
Jumlah
total adalah 773.685 jiwa, seandainya dibuat persentase menjadi
61.8%. MENANG telak.
Bagaimana cara Rudi-Huzrin membiayai kampanye mereka?
Bagaimana cara Rudi-Huzrin membiayai kampanye mereka?
Tak
perlu kita debatkan, kampanye butuh dana besar. Menurut salah satu
koran Amerika, Bloomberg (11 Desember 2018), bahwa Jokowi menyalurkan
dana bantuan Rp 38 triliun kepada orang miskin pada saat Pilpres.
Begitu
juga di tingkat daerah, berbagai bantuan dengan berbagai nama
disalurkan oleh incumbent sampai ke angka ratusan milyar. Itulah
keunggulan incumbent (presiden, gubernur, bupati dan walikota).
Untuk
kota Batam, pasangan “imajinasi” Rudi-Huzrin takkan menemui
masalah dengan biaya kampanye.
Biaya kampanye seluruh Kepri, bagaimana pula?
Pertanyaan “hypothetical” ini, akan “mudah” jika
pasangan Rudi-Huzrin sudah:
1.
Resmi maju sebagai cagub cawagub Kepri 2020
2.
Ada partai yang merekomendasi pasangan ini
---------------------------------------------------------
Berdasarkan
pengalaman Huzrin Hood dalam mengumpulkan dana untuk pembentukan
propinsi Kepri, takkan terlalu sulit mencari dana kampanye,
jika pasangannya adalah pejabat formal seperti gubernur (plt
Gubernur), bupati atau walikota.
Kita
tahu, formalitas adalah sangat penting dan sangat menentukan.
Buktinya, dari tiga kali pilgub Kepri, 100% dimenangkan oleh
incumbent (pejabat formal).
Sinkron
dengan data nasional, mayoritas (70%) pilkada dimenangkan oleh
incumbent (pejabat formal).
Begitu
juga dengan pilpres langsung, dari 4 kali, satu kali incumbent (Megawati)
kalah, pemenangnya adalah pejabat formal:
1.
SBY, Menko Polkam (pejabat formal)
2.
SBY, incumbent ( pejabat formal)
3.
Jokowi, gubernur DKI (pejabat formal)
4.
Jokowi, incumbent (pejabat formal).
Donatur
lebih suka dan merasa “aman” memberikan donasi kepada pejabat
formal, ketimbang calon yang “tidak jelas.” Tidak jelas
jabatannya dan menangnya jauh di mata.
#
Kita akan bahas calon gubernur Kepri lainnya yang beredar di
masyarakat pada tulisan berikutnya.