Tertanggal 29 Maret 2022, Goenawan Mohamad memposting tulisan dengan judul UKRAINA.
Seolah olah mengajak negara bekas Uni Soviet menjadi anggota NATO adalah tugas MULIA Amerika Serikat dan para sekutu.
Dan pula, seakan akan menjadi anggota NATO itu pekerjaan MUDAH seperti cukup dengan meludah.
Ukraina, lepas dari Uni Soviet dan menjadi negara merdeka tertanggal 24 Agustus 1991. Sejak itu negara yang pernah dianeksasi Jerman tersebut gigih luar biasa untuk menjadi anggota NATO sekaligus MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa).
Malang tak dapat ditolak, Ukraina dinyatakan tidak layak menjadi anggota NATO tahun 2004. Jauh sebelum invasi Rusia saat ini.
Begitu juga permohonan menjadi anggota MEE dimentahkan beberapa minggu lalu, setelah 30 tahun berjuang sia sia.
Membuktikan menjadi anggota NATO dan MEE bukanlah tugas suci kaum kapitalis.
Meludah ke kiri menjadi anggota NATO, meludah ke kanan menjadi anggota MEE, seperti yang secara kejam dituduh oleh Vladimir Putin.
Ketakukan Putin terhadap Ukraina menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara sangat mengada ngada dan serampangan menyalahkan Paman Sam serta Eropa.
Sebaliknya, trauma pelecehan, penindasan dan “abuse of power” era Uni Soviet yang rohnya ada di sosok Vladimir Putin, lebih “real” seperti “nightmare.”
Betapa tidak, tanpa alasan apapun, tank tank Rusia mengangkangi semenanjung Crimea, bagian Ukraina yang strategis tahun 2014.
Di Crimea, jejak jejak biadab Vladimir Putin direpsentasikan dengan kehancuran 1.474 mesjid:
Tak puas, rakyat di dua wilayah yang disebut “Donetsk Region dan Luhansk region” dipersenjatai oleh Putin untuk memberontak terhadap pemerintah yang berpusat di Kyiv.
Kemudian lagi, Putin terlalu anggap enteng dengan presiden yang berprofesi sebagai pelawak Zelenskyy.
Si pelawak itu ternyata bisa melepaskan diri dari berbagai ketergantungan dengan negara beruang merah:
Alasanpun diciptakan Putin: sim salabim. Maka bom bom meledak di seluruh penjuru angin Ukraina.
Kita semua seolah olah mahfum dengan alasan Putin: karena Ukraina ditarik jadi anggota NATO, karena Amerika ingkar janji untuk tidak memperluas keanggotaan NATO, karena Rusia merasa dilecehkan, dan karena karena yang lain yang semuanya palsu penuh keji.
Goenawan Mohamad tidak sendirian menelan mentah mentah propaganda Vladimir Putin.
# Posting sebelumnya:
- Mengapa Pankreas Pasien Diabetes Type 2 Kurang Menghasilkan Insulin? - Sakit Diabetes 3
Waduh berat bahasannya kali ini, saya belum mengerti soal NATO dan MEE, saya ikut menyimak aja pak 🙏
ReplyDeletekebanyakan orang ngerti soal propaganda.... hehehe
Delete😁😁😁
Thanks atas kunjungannya
War is a sad reality.
ReplyDeleteThanks for sharing.
So true....
DeleteThanks
unfortunately, it repeats with no reasons
DeleteSemskin rumit ya, Mas Tanza.
ReplyDeletebegitulah kalau ada yang serakah...
Delete👍
Delete