Sebelum membaca, sebaiknya simak posting sebelumnya (Bagian 1):
Pertanyaan mendasar, kenapa top 5 negara yang paling banyak digigit ular dan gigitan itu menyebabkan kematian adalah negara negara berkembang?
Lebih parah lagi adalah kenapa Indonesia berada di posisi kedua?
Jawaban sederhananya adalah:
- Sebagai negara berkembang, penduduknya tidak begitu peduli dengan keselamatan diri.
- Melakukan aktifitas, termasuk mencari sumber penghidupan di tempat tempat yang berbahaya.
- Fasilitas kesehatan memang sangat kurang. Hanya menumpuk di kota kota besar.
Di negara kita, Indonesia yang memiliki lebih dari 15 ribu pulau, bahkan banyak pulau tidak pernah dikunjungi oleh seorang dokter sama sekali.
Paling krusial adalah ketersediaan obat penawar racun ular berbisa (anti venom drugs) untuk menetralisir bisa ular.
Mengejutkan!
Ternyata obat penawar gigitan ular berbisa BELUM ada di Indonesia (silahkan baca detikNews edisi 15 Februari 2020).
Jadi, selama ini hanya dipakai suntikan anti biotik dan anti tetanus!
# Posting sebelumnya:
- Debat Capres 2019- Kesan Dunia, Jokowi “Kurang Ajar”
- Pilpres 2019- Saving Private “Sumitro Djojohadikusumo”
- Pilpres 2019- Saving Private PRABOWO SUBIANTO (bagian 1)
- Pilpres 2019- Amazon Vs Sandiaga Uno
- Pilpres 2019- MELARAT dan Bermental BUDAK Bersama Joko Widodo
Apa, jadi selama ini di Indonesia belum ada obat untuk bisa ular ya.
ReplyDeleteTapi saudara sepupu ku dulu pernah di gigit ular saat naik gunung, Alhamdulillah setelah dirawat 15 hari akhir sembuh.
yuup, belum ada obat penawar racun bisa ular....
DeleteThanks atas kunjungannya-
Indonesia – Nomor Dua di Dunia Kematian Karena Gigitan Ular – Bagian 2
baru tahu...
ReplyDelete