Perlu saya ingatkan bahwa traffic medsos bukan survey. Barangkali, dapat kita samakan dengan “kerumunan” massa kampanye secara fisik.
Artinya, jumlah kerumunan massa, baik di saat kampanye maupun di “traffic medsos,” TIDAK menjamin kemenangan.
Perlu strategi berikutnya, bagaimana perhatian masyarakat di “medsos” serta kerumunan massa saat kampanye itu menjadi massa yang memilih calon yang sedang mereka amati atau perbincangkan.
---------------------------------------------------
Berdasarkan traffic medsos, pasangan Apri – Kurniawan bisa saja dikalahkan oleh “kotak Kosong,” seperti tulisan lalu. Silahkan baca:
- Pasangan Apri – Roby DIKALAHKAN oleh Kata “Pilkada Bintan” - bagian 1
Saya kembali melihat “traffic medsos” selama 7 hari terakhir, dari tanggal 2 Oktober sampai 9 Oktober 2020.
Hasilnya?
100% atau seluruh pengguna medsos yang tertarik dengan Pilkada Bintan 2020 HANYA memperbincangkan pasangan Alias Wello dan Dalmasri.
Bagaimana dengan pasangan yang menjadi lawan Alias Wello dan Dalmasri?
Menariknya, sepintas melihat status medsos, kata kata yang ditemui untuk menggambarkan pasangan satunya lagi adalah:
- calon karbitan
- anak kemaren sore
- bocah bau kencur
- nepotisme
- politik dinasti
- rakus
- tamak
- macam takde orang lain.
Kira kira, apa maknanya semua ini?
------------------------------------------------------------------
Pengguna medsos menganggap bahwa pasangan Alias Wello dan Dalmasri ibarat “mastero” yang sedang mempraktekkan jurus jurus politik tingkat tinggi.
Bukti hasil jurus politik tingkat “maestero” diantaranya adalah:
- berhasil mendapatkan rekomendasi dari PDIP saat “injury time”
- memperoleh dukungan dari tokoh masyarakat Tionghoa di Bintan.
- mendapatkan “restu” dari Huzrin Hood, tokoh pembentukan provinsi Kepri sekaligus mantan Bupati Kepri (Bintan).
Kemudian, tentu anda bisa menebak siapa yang dimaksud dengan kata kata politik dinasti, nepotisme dan calon karbitan.
Tak sampai di situ, netizenpun mencari jejak jejak janji dan realisasi selama Apri Sujadi menjadi Bupati Bintan.
“Perang” data dan informasipun terjadi. Calon pemilih tinggal memilah milah mana yang hanya janji kosong, mana yang ada buktinya, dan mana pula yang menguntungkan masyarakat.
Sampai hari H, akan terjadi kejutan kejutan. Sebagai penonton, mari kita menikmati ini sebagai bagian dari proses demokrasi!!
# Bersambung
Apa kayak AHY DAN GIBRAN
ReplyDelete100% benar....
Deleteyang ini ayahnya juga ikut pemilihan gubernur, si anak ikut pemilihan bupati..... satu satunya di dunia, barangkali...hehehe
Bapak kabur ikut pilkada tempat lain, anak disuruh ikut pilkada kampungnya. hehehe
DeleteApa kayak AHY DAN GIBRAN
ReplyDeleteAyahnya maju Bupati Bintan, Anaknya Maju Wakil Bupati Lingga hahaha
ReplyDeleteIni Kata Sapril Sembiring (https://www.facebook.com/sapril.sembiring) tentang Neko:
Delete"
Muhammad Nizar dan Neko untuk Lingga
2 sosok politikus sukses dari Partai Nasdem ini saat ini sedang berjuang pada kontestasi Pilkada di Lingga. Nizar yang sebelumnya Wakil Bupati Bang AWe Alias Wello mencalonkan diri sebagai Bupati Lingga dan Neko yang menjabat Anggota DPRD Kabupaten Lingga 2 Periode juga dari Partai Nasdem sebagai Ketua Komisi 3
Selamat Berjuang Kawan kehadiran ku disini untuk belajar bagaimana proses Kaderisasi itu berlangsung."
# Jika 2 kali anggota DPRD dan ketua komisi 3 dikategorikan sebagai NEPOTISME, maka silahkan MINTA para netizen mengungkapkan kata kata ini:
- calon karbitan
- anak kemaren sore
## Saya tunggu
Garda Bantan:
Delete- Jika memang 2 kali anggota DPRD itu masuk kedalam kategori nepotisme atau politik dinasti, ya, silahkan saja masyarakat LINGGA tidak memilihnya .... selesai!!