Virus,
credit to Harvard University
Jika
anda jeli membaca profil di salah satu blog saya, ada saya cantumkan
“kepakaran” di bidang ecology dan microbial diseases.
Ada
tiga paper ilmiah saya yang berkenaan dengan penyakit, dua
diantaranya diseminarkan secara internasional.
Salah
satu seminar dihadiri oleh anggota “Royal Swedish Academy of
Science,” dimana mayoritas juri Hadiah Nobel berasal dari
organisasi ini.
Saya,
tentu saja tidak dalam posisi sebagai calon pemenang hadiah Nobel,
ya, jauh panggang dari api.
Takkan
pernah saya lupakan adalah dialog antara saya dan juri Hadiah Nobel:
Juri
hadiah Nobel: “kamu percaya penyakit, bakteri atau virus bisa
meregulasi populasi mahluk hidup?”
Saya:
“ya, tentu saja”
Juri
hadiah Nobel: “apakah mahluk hidup bisa punah karena penyakit?”
Saya:
“TIDAK”
Juri
hadiah Nobel: “loh, kamu bilang penyakit bisa meregulasi populasi.”
Saya:
“Ya, tapi takkan sampai punah”
Juri
hadiah Nobel: “Kenapa?”
Saya:
“Karena hanya penyakit (bakteri atau virus) yang BODOH akan
memusnahkan mahluk hidup!!”
Juri hadiah Nobel (menatap saya dengan mata tidak berkedip, merasa heran dengan jawaban saya): “sekali lagi, kenapa?”
Saya:
“mereka, penyakit itu (bakteri atau virus) juga akan turut PUNAH!!”
---------------------------
Salah
satu
dari tiga paper ilmiah saya yang berhubungan dengan penyakit adalah
tentang obat anti-virus. Untuk menemukan obat tersebut memakan waktu
sangat lama. Hampir dua tahun.
Saya
hanya sekedar ingin menyampaikan bahwa menemukan obat, termasuk
Covid-19 melalui langkah langkah tertentu. Bukan pekerjaan sehari dua
hari.
Jika
ada berita berita vaksin Covid-19 sudah ditemukan, ya, artinya hoax.
Ngecap dari penjual obat, agar obatnya laku.
Sederhananya
begini (sengaja saya ringkas, agar mudah dimengerti untuk pembaca
sekelas medsos):
-
Saya mencari “calon obat” dari alam, try and error. Memakan waktu
setahun
-
kemudian calon obat tersebut
diekstrak pakai “centrifuges.”
-
Setelah itu dites
keampuhannya terhadap
berbagai jenis
penyakit
(bakteri dan virus) di laboratorium. Proses ini memakan waktu sekitar
6 bulan
-
Dilanjutkan
ke
uji coba terhadap hewan yang
sakit.
Dan
berhasil!!
Semoga vaksin korona cepat ditemukan ya
ReplyDeleteThank you to visit:
DeletePengalaman Pribadi - Menemukan Obat Anti Virus
Virus, credit to Harvard University
Semoga keberhasilan penemuan vaksin covid-19 segera ditindaki dan segera disebarkan ke seluruh negara.
ReplyDeleteAgar benar-benar berhenti wabah skala dunia ini.
Thank you to visit:
DeletePengalaman Pribadi - Menemukan Obat Anti Virus
Jika anda jeli membaca profil di salah satu blog saya, ada saya cantumkan “kepakaran” di bidang ecology dan microbial diseases.
Nah kmrn heboh katanya obat covid-19 sudah ditemukan dan mau dibeli. Trs para ahli ramai, akhirnya diralat kembali.
ReplyDeletesuka bingung dengan politisi
Thank you to visit:
DeletePengalaman Pribadi - Menemukan Obat Anti Virus
Ada tiga paper ilmiah saya yang berkenaan dengan penyakit, dua diantaranya diseminarkan secara internasional.
Iya sedihhhh bgt kondisi dunia lg kaya sekarang. Huhu
ReplyDeleteSemoga ada ilmuan yg bisa menemukan vaksin covid 19
Sudah ditemukan "kandidat" vaksin, sekarang sedang uji coba klinik.
DeleteThank you to visit:
Pengalaman Pribadi - Menemukan Obat Anti Virus
Salah satu seminar dihadiri oleh anggota “Royal Swedish Academy of Science,” dimana mayoritas juri Hadiah Nobel berasal dari organisasi ini.