Hanya
ilustrasi (credit to best-wallpaper)
Sebelum
membaca bagian 3 ini, sebaiknya membaca bagian 1 dan 2 terlebih dulu:
Kedua
orang tua malu besar dan kemudian minta maaf. "Sikapmu jelek,"
kata si emak, merenggut dan mengguncang tubuh anak kecil itu dengan
satu tangan. Pikir, apa yang telah kau lakukan pada bapak (dokter)
yang baik......
Demi
tuhan, kataku. Jangan sebut aku orang baik padanya. Aku datang ke
sini
hanya
untuk memeriksa tenggorokannya yang mungkin sakit “diptheria” dan
bisa saja mati karenanya. Tapi kata
kataku tak
mempengaruhi si
bocah
sama sekali.
Lihat
ke sini, kataku kepada anak perempuan itu, kita akan memeriksa
tenggorokanmu. Kamu cukup berumur untuk memahami apa yang aku
katakan.
Tidak
bergerak. Bahkan ekspresi wajahnya tidak berubah. Pernafasan gadis
itu terdengar cepat dan semakin cepat.
Perjuangan
kemudian dimulai. Aku harus melakukan. Aku harus membuka tenggorakan
demi perlindungan terhadap diri gadis kecil itu sendiri.
Tapi,
pertama, terlebih dulu aku katakan kepada kedua orang tua si kecil
bahwa semuanya tergantung pada mereka.
Aku
jelaskan bahaya (sakit si kecil), kemudian mengatakan bahwa aku tidak
akan memaksa untuk mendiagnosa tenggorokan anak mereka sepanjang
mereka mau bertanggung jawab terhadap sakit si anak.
“Jika
kamu tidak melakukan apa yang diminta dokter, kamu harus ke rumah
sakit,” emak menegur anaknya dengan keras.
Oh
ya? Aku tersenyum sendiri. Akhirnya, aku menyukai bocah degil itu,
kedua orang tua yang merasa terhina karena kelakuan si anak.
Dalam
perjuangan berikutnya, kedua orang tua semakin merasa terhina, hancur
perasaan dan lelah, sementara itu si bocah kelihatan marah tak
beralasan dalam upaya untuk menterorku.
Sang
ayah mencoba yang terbaik, dan dia berbadan besar tapi adalah sebuah
kenyataan si bocah anaknya sendiri,
dia malu dengan tingkah si anak dan si ayah takut menyakiti,
menyebabkan
dia melepaskan
pegangan saat kritis ketika aku hampir saja sukses, hal ini membuatku
“hampir” membunuh si ayah.
Ayah
juga
ketakutan bahwa anaknya kemungkinan mengidap diphtheria, telah
menyebabkan dia mengatakan kepadaku lanjutkan, lanjutkan meskipun dia
hampir pingsan.
Sementara
si emak maju mundur di belakang kami, mengangkat
dan menurunkan kedua tangan dalam kesedihan dan ketakutan.
#
Bersambung ke bagian 4
Diterjemahkan
dan dimodifikasi dari judul asli: The
Use of Force oleh William Carlos Williams.
Cerpen
ini dikarang sebelum tahun 1963.
diphtheria itu jenis penyakit apa ya mas
ReplyDeletedifteri
DeleteTerima kasih kunjungannya:
Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 3
-
Hanya ilustrasi (credit to best-wallpaper)
Sempat agak kurang ngerti apa itu diphtheria, tapi diinget-inget lagi ternyata itu difteri. Infeksi pada hidung dan tenggorokan. Biasanya ada vaksin pencegahnya tuh. Inget pas zaman SD dulu ada pelajaran P3K :)
ReplyDeletebetul….siip
DeleteTerima kasih kunjungannya:
Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 3
-
Sebelum membaca bagian 3 ini, sebaiknya membaca bagian 1 dan 2 terlebih dulu:
- Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 1
- Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 2
diphtheria itu jenis penyakit apa ya mas, apa sejenis penyakit difteri ya?
ReplyDeletedifteri...infeksi amandel, dulu, kalua tidak diobati, Bisa menyebabkan kematian…
DeleteTerima kasih kunjungannya:
Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 3
-
Kedua orang tua malu besar dan kemudian minta maaf. "Sikapmu jelek," kata si emak, merenggut dan mengguncang tubuh anak kecil itu dengan satu tangan. Pikir, apa yang telah kau lakukan pada bapak (dokter) yang baik......
wahh, jadi penasaran deengan kelanjutan ceritanya, dan nasib si anak itu.. btw penyakit diphthheria itu prnyakit apa ya mas>>?
ReplyDeletesilahkan tunggu
DeleteTerima kasih kunjungannya:
Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 3
-
Demi tuhan, kataku. Jangan sebut aku orang baik padanya. Aku datang ke sini hanya untuk memeriksa tenggorokannya yang mungkin sakit “diptheria” dan bisa saja mati karenanya. Tapi kata kataku tak mempengaruhi si bocah sama sekali.
diphtheria ini sama dengan difteri kah.penasaran sama cerita lanjutannya
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya:
DeleteMenggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 3
-
Lihat ke sini, kataku kepada anak perempuan itu, kita akan memeriksa tenggorokanmu. Kamu cukup berumur untuk memahami apa yang aku katakan.
Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 3
ReplyDeletemenarik….
Link sambungan part ke-4nya dong kaa😙
ReplyDeletePart 4 nya mana kakk
ReplyDeletesilahkan cek di "lebel" cerpen
Delete