Walikota
Batam dan Bupati Karimun
Sebelum
kita bahas, siapa yang berpeluang mengalahkan “wonder boy,”
Isdianto, mari kita lihat fakta fakta.
Di
data nasional untuk pilgub maupun pilkada TK 2, pertahana itu menang
70%.
Jika
kita fokuskan ke pilgub Kepri yang sudah berlangsung 3 kali,
pertahana itu MENANG 100%.
Artinya
apa? Semua pertahana pilgub Kepri MENANG. Mau BUKTI?:
1.
Ismeth (Pertahana) – M.Sani (Bupati), pilgub pertama, kategori
pertahana karena Ismeth adalah Penjabat gubernur
2.
M. Sani (Wakil Gubernur) – Soerya (Legeslatif, Ketua Parpol),
kategori pertahana karena M. Sani praktis sebagai Gubernur. Gubernur
sendiri sedang menghadapi masalah hukum saat itu.
3.
M. Sani (Gubernur) – Nurdin Basirun (Bupati). Jelas pertahana.
Pertahana
artinya adalah ekskutif. Apa keunggulan ekskutif? Ini dia:
-
Menguasai logistik (politik anggaran)
-
Menguasai birokrasi di semua kabupaten dan kota madya yang ada di
Kepri
-
Ketua Forkopimda, diantara anggotanya adalah aparat Kepolisian dan
TNI
Dari
“intro” di atas, jawaban pertanyaan: siapa yang “berpeluang”
mengalahkan “wonder boy,” Isdianto? Tentu bisa dijawab dengan
gamblang.
Perlu
diingat, kata “peluang” bukan berarti bisa atau pasti mengalahkan
pertahana. Peluang tetap ”30%”
Ada
judul judul berita di berbagai media di Kepri, diantaranya:
-
Branding
Personal Rudi Sinyal Kuat Maju ke Pilkada Kepri
-
Dikabarkan Maju Pilgub Kepri 2020 Dampingi Rudi, Ini Tanggapan Bupati
Karimun Aunur Rafiq
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari
dua
judul berita di atas adalah:
-
Rudi, walikota Batam merasa punya “peluang” menjadi gubernur
Kepri.
Apa
“rasionalisasi” walikota Batam sehingga merasa berpeluang menjadi
gubernur? Jelasnya adalah penduduk dan
sekaligus DPT Batam terbesar di Kepri.
Terus,
rasionalisasi memilih Bupati Karimun sebagai pendamping?
-
psywar terhadap Plt Isdianto yang juga putra daerah Karimun.
-
tak PD jika sendirian menghadapi Plt yang menguasai 6 daerah TK II
(Natuna, Anambas, Lingga, Bintan, Tanjung Pinang dan Karimun)
lainnya.
Apa
pula rasionalisasi bupati karimun menolak jadi calon wakil gubernur
Rudi?
-
peluang yang hanya
30%
-
lebih aman di posisi bupati, daripada mencari jabatan wakil gubernur
yang tak jelas.
-
tak
mau seperti pepatah
Melayu: Mendengar guruh di langit, air di tempayan langsung dibuang.
Siapa
lagi yang “berpeluang” berlaga di pilgub Kepri 2020? Kita
lanjutkan di tulisan berikutnya.