Perbandingan
Kampanye Jokowi di TANAH Kelahirannya
dan Kampanye Prabowo di TANAH Entah Siapa.
Tak
ada angin, tak ada badai (silahkan baca Detik, tanggal 19 Maret
2019), Jokowi bilang ke petani:”Jangan bayangkan swasembada.”
Sekarang Jokowi nuduh karena INFRASTRUKTUR, maka kita TIDAK
swasembada.
Kayak
serial film horor yang berjudul “banjir” : Banjir Solo bisa
diatasi Kalau jadi gubernur, banjir Jakarta bisa diatasi kalau jadi
presiden. Padahal ujung ujungnya DUIT dan KEKUASAAN.
Banjir
datang silih berganti: di Solo, di Jakarta, dan daerah daerah
Indonesia yang sebelumnya tak terdengar banjir, eh, malah BANJIR di
era Jokowi.
Mahluk
apa ya orang yang bernama Jokowi ini? Padahal KPK sudah mengendus
minimal ada 14 proyek infrastruktur yang digerogoti MALING. Tahun ini
saja!!
----------------------------------------------------------------------------
Jauh
jauh hari, salah seorang tim BPN Prabowo-Sandi, yaitu Ferdinand
Hutahaean sudah wanti wanti bahwa pembangunan infrastruktur era
Jokowi adalah bagi bagi proyek.
Kalau
saya terjemahkan dengan bahasa “halus,” proyek infrastruktur yang
kebut kebutan itu cuma untuk menelorkan MALING.
Toh,
hasilnya cuma jalan tol yang banjir. Jalan tol yang tak bisa dilalui
karena mahal bayarnya. Jalan tol yang menurut bank dunia: Tak bermutu
alias tak berkualitas!
----------------------------------------------------------------
Balik
ke soal swasembada! Terus, apa hubungannya dengan SOLO dan wong Solo?
Saya
coba coba lihat data statistik kota SOLO, luar BIASA faktanya: selama
Jokowi jadi walikota bahwa baik jumlah PETANI dan luas lahan
pertanian di Solo MENURUN sekitar 5,4%. Pada tahun 2013, ada sekitar
1.900 keluarga petani dengan luas lahan 10 hektar.
Artinya
apa? 10 hektar untuk menghidupi 1900 keluarga? Luar BIASA miskinnya.
Pantasan
ada petani SOLO yang menangis ketika bicara harga pupuk yang MAHAL.
Apa hasilnya? Di-bully habis habisan oleh pendukung, penjilat dan
penyembah Jokowi
---------------------------------------------------------------------------
Jika
petani yang LUAR BIASA miskinnya itu dibully, bagaimana dengan wong
cilik lainnya?
MEREKA
melawan, ketika kampanye akbar Jokowi dan nyonya besar serta putri
mahligainya berlangsung di SOLO. Sepi pengunjung! Padahal disediakan
nasi bungkus loh (mungkin lauknya RENDANG)
Mereka
beranggapan, Tidak BERGUNA atau bahasa Melayu-nya TAK GUNE, Menyampah
saja punya PUTRA daerah, tapi bisanya cuma mem-bully !!
-------------------------------------------------------------------
Rakyat
Solo saja MELAWAN!
Masa
sih anda dengan SOMBONGnya menjadi pendukung, penjilat dan PENYEMBAH
Jokowi?
--------------------------------------------------------------------
# To
Facebook and Blogger Admins:
Jokowi
is a Corrupt, dictator and Manipulator president !
This
is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and
protected by law.
ehmmm…
ReplyDeletePilpres 2019: Putra Daerah Tak Berguna, Rakyat Solo MELAWAN
Thanks:
DeletePilpres 2019 - Putra Daerah Tak Berguna, Rakyat Solo MELAWAN
-
Perbandingan Kampanye Jokowi di TANAH Kelahirannya
dan Kampanye Prabowo di TANAH Entah Siapa.
Pilpres 2019 - Putra Daerah Tak Berguna, Rakyat Solo MELAWAN
Delete