Jokowi dan MONYET, credit to Kompas
Kita tahu semua kata
dasar “pembangunan” adalah “bangun,” maknanya bisa
“membangunkan.” Membangunkan anak anaknya adalah memang tugas
Bapak atau Emak.
Dulu, Sukarno akan
diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Awalnya, Sukarno riang
gembira akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Akhirnya
beliau menyadari bahwa isi rimba adalah “Orang utan” atau monyet
besar.
Marah besar Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba”
yang tugasnya membangunankan anak anaknya sebagai bapak, itu juga
bermakna “Bapak Monyet Besar”
Ketika jaman
Jenderal besar Suharto, gelar “Bapak Pembangunan” tanpa embel
embel. Konotasinya bisa Bapak yang “membangunkan” bangsa atau
“bapak yang membangunkan negara.” Pak Harto tentu saja tenang dan
gembira menerima gelar “Bapak Pembangunan” itu. Tidak ada
masalah.
-----------------------------------------------------------------------------
Di Era Jokowi,
beredar kabar (Detik, 2019; Tribun, 2019; Radar, 2019) akan ada gelar
“Bapak Pembangunan Desa” untuk presiden tanggal 30 Maret 2019.
Mengejutkan bahwa tiap desa “dipaksa” nyumbang Rp3 juta. Kalikan
saja, ada sekitar 8 ribu desa. Berapa puluh milyar habis
“dihamburkan” untuk sebuah gelar.
Sementara itu,
barusan saja ada acara “apel” yang dihadiri presiden Jokowi di
Semarang, menghamburkan duit rakyat sebesar Rp18 Milyar.
Presiden “berpesta
pora” sementara jutaan rakyat menderita karena bencena alam di
Lampung, Lombok, Sulawesi dan Papua. Riang gembira di atas
penderitaan rakyat
--------------------------------------------------------------------------
Kembali ke gelar
“bapak pembangunan desa,” bahwa semua orang tahu, terutama di
desa desa pinggiran hutan, jika penghuni desa ke sawah atau ke kebun, maka desa cuma isinya MONYET.
Apakah Jokowi memang
ingin menjadi Bapak yang tugasnya membangunankan? Dalam konteks ini :
Bapak MONYET?
Sebenarnya, wajar
saja jika Jokowi dapat gelar “Bapak MONYET,” Karena memang selama
ini beliau lebih doyan ngurusin MONYET daripada ngurusin banjir dan
rakyat yang MELARAT!
#
To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi
is Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.
hehehe...cocok: Bapak MONYET
ReplyDeleteThanks:
DeletePilpres 2019 - Bapak Orang Utan Vs Bapak MONYET
-
Jokowi dan MONYET, credit to Kompas
Kita tahu semua kata dasar “pembangunan” adalah “bangun,” maknanya bisa “membangunkan.” Membangunkan anak anaknya adalah memang tugas Bapak atau Emak.
DeleteDulu, Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Awalnya, Sukarno riang gembira akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Akhirnya beliau menyadari bahwa isi rimba adalah “Orang utan” atau monyet besar.
Marah besar Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba” yang tugasnya membangunankan anak anaknya sebagai bapak, itu juga bermakna “Bapak Monyet Besar”
Ketika jaman Jenderal besar Suharto, gelar “Bapak Pembangunan” tanpa embel embel. Konotasinya bisa Bapak yang “membangunkan” bangsa atau “bapak yang membangunkan negara.” Pak Harto tentu saja tenang dan gembira menerima gelar “Bapak Pembangunan” itu. Tidak ada masalah.
-----------------------------------------------------------------------------
Di Era Jokowi, beredar kabar (Detik, 2019; Tribun, 2019; Radar, 2019) akan ada gelar “Bapak Pembangunan Desa” untuk presiden tanggal 30 Maret 2019. Mengejutkan bahwa tiap desa “dipaksa” nyumbang Rp3 juta. Kalikan saja, ada sekitar 8 ribu desa. Berapa puluh milyar habis “dihamburkan” untuk sebuah gelar.
Sementara itu, barusan saja ada acara “apel” yang dihadiri presiden Jokowi di Semarang, menghamburkan duit rakyat sebesar Rp18 Milyar.
Presiden “berpesta pora” sementara jutaan rakyat menderita karena bencena alam di Lampung, Lombok, Sulawesi dan Papua. Riang gembira di atas penderitaan rakyat
--------------------------------------------------------------------------
Kembali ke gelar “bapak pembangunan desa,” bahwa semua orang tahu, terutama di desa desa pinggiran hutan, jika penghuni desa ke sawah atau ke kebun, maka desa cuma isinya MONYET.
Apakah Jokowi memang ingin menjadi Bapak yang tugasnya membangunankan? Dalam konteks ini : Bapak MONYET?
Sebenarnya, wajar saja jika Jokowi dapat gelar “Bapak MONYET,” Karena memang selama ini beliau lebih doyan ngurusin MONYET daripada ngurusin banjir dan rakyat yang MELARAT!
# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.