Film Saving Private Ryan, credit to RAF Museum
Film
“Saving Private Ryan” bercerita tentang upaya menyelamatkan nyawa
seorang prajurit bernama “Ryan” oleh tim khusus yang langsung
dbentuk Mabes tentara Amerika Serikat. Kenapa dan ada apa dengan
“Ryan,” sehingga nyawanya harus diselamatkan?
Ryan bersama 3 abang kandungnya ditugaskan untuk memerangi Nazi
Jerman. 3 saudaranya tewas di medan tempur. Mengetahui hal ini,
menhan Amerika langsung memerintahkan Ryan keluar dari zona tempur.
Celakanya,
Ryan tidak diketahui berada di Batalion, platoon atau squad yang mana
satu. Terpaksa pasukan khusus dibentuk. Tom Hank berperan sebagai
kapten pasukan. Sebagaimana film perang, isinya tentu saja heroisme,
kesetiakawanan, nilai nilai kemanusiaan dan terkadang ada dialog
dialog lugu yang membuat kita geli.
Tragisnya,
kapten pasukan penyelamat ini, Tom Hank dan beberapa prajuritnya
tewas oleh terjangan peluru panas.
Film
yang disutradarai Steven Spielberg tersebut mendapat nominasi 11 piala
Oscar dan menjadi film box office.
Apa
hubungan antara “saving private Ryan” dengan Sumitro
Djojohadikusuomo, ayah Prabowo Subianto?
Dua
saudara kandung Sumitro Djojohadikusumo, yaitu Soebianto
Djojohadikoesoemo dan Soejono Djojohadikoesoemo gugur di medan
tempur dalam usia yang sangat muda. Ada syair di saku Soebianto
Djojohadikoesoemo (barangkali memprediksi kematiannya):
“Kami
bukan pembina candi
Kami
hanya pengangkut batu
kamilah
angkatan yang pasti musnah
agar
menjelma angkatan baru…..”
Di
Amerika, jika satu serdadu tewas, maka menteri pertahanan yang akan
langsung menghubungi pihak keluarga. Jika lebih dari satu
(abang-adik) gugur di medan tempur, maka presiden yang langsung
menyatakan belasungkawa ke pihat keluarga serdadu. Kemudian, semua
adik beradik yang masih tersisa di medan tempur akan ditarik pulang.
Apa
perlakuan negara terhadap Margono Djojohadukusumo yang dua putranya
diterjang peluru tentara Jepang? TIDAK ADA. Nihil. Nothing. Tidak menteri,
apalagi presiden yang menyampaikan berita duka.
Tentu
saja, Margono Djojohadukusumo tak ingin satu putranya yang masih
tersisa GUGUR. Maka akan “musnah” silsilah turunan
Djojohadukusumo.
Sumitro
Djojohadikusumo, kemudian
dikirim kuliah di Nederlandse Economiche Hogeschool, Belanda sampai
memperoleh gelar Doktor (S3) bidang ekonomi.
Kita
tahu bahwa Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto adalah
arsitek ekonomi Indonesia yang sangat berjasa terhadap pembangunan
kembali ekonomi yang sedang “porak poranda,” baik setelah
kemerdekaan RI dan setelah G30S PKI.
#
Pengorbanan keluarga Prabowo Subianto sangat luar biasa terhadap
Indonesia:
-Darah,
jiwa, raga, air
mata
dan harta untuk Republik Indonesia
Terlepas apapun itu mslh politik... what everlah... sy sih lbh tertarik ama syair ato tulisan yg ada di saku Soebianto...lbh menyentuh.. Peace...
ReplyDeletesiip deh
DeleteThanks:
Pilpres 2019: Saving Private “Sumitro Djojohadikusumo”
-
Film Saving Private Ryan, credit to RAF Museum
heroik
ReplyDeleteThanks:
DeletePilpres 2019: Saving Private “Sumitro Djojohadikusumo”
-
Film “Saving Private Ryan” bercerita tentang upaya menyelamatkan nyawa seorang prajurit bernama “Ryan” oleh tim khusus yang langsung dbentuk Mabes tentara Amerika Serikat. Kenapa dan ada apa dengan “Ryan,” sehingga nyawanya harus diselamatkan?